Tentang MEDITASI
Tentang MEDITASI
Oleh Prabhu Darmayasa
Mereka yang tertarik masuk ke dunia spiritual hampir semua paling tidak sudah pernah mendengar atau membaca kata meditasi. Mereka yang keingintahuannya besar bahkan sudah pernah membaca dan memahami makna meditasi , bahkan lebih jauh lagi sudah mempraktekkan satu metoda meditasi. Meditasi adalah kegiatan pengendalian pikiran. Menurut Yoga Sutra Patanjali tiga tahapan pengendalian pikiran adalah Dharana, Dhyana dan Samadhi.
Yang pertama Dharana yang dikenal dengan sebutan konsentrasi adalah usaha untuk memusatkan pikiran secara mantap pada suatu obyek, disini dilakukan pemusatan pemikiran pada suatu obyek dalam jangka waktu yang pendek.
Yang kedua Dhyana dengan istilah lain meditasi adalah pemusatan yang terus menerus dalam jangka waktu yang lebih panjang dari pikiran pada suatu obyek. Dalam referensi yang lain disebutkan meditasi adalah jeda diantara dua pikiran atau kekosongan yang terjadi antara munculnya dua pikiran.
Yang ketiga Samadhi adalah pemusatan pikiran terhadap obyek dengan intensitas konsentrasi sedemikian rupa sehingga menjadi obyek itu sendiri. Dalam kondisi samadhi pikiran sepenuhnya bergabung dalam penyamaan dengan obyek yang dimeditasikan, selain itu badan dan pikiran menjadi mati sementara sedemikian rupa terhadap kesan-kesan luar. Hubungan dengan dunia luar lepas. Dalam samadhi, Yogi memasuki ketenangan tertinggi yang tak tersentuh oleh suara-suara yang tak henti-hentinya dari dunia luar. Pikiran kehilangan fungsinya. Indriya-indriya terserap ke dalam pikiran. Bila semua perubahan pikiran terkendalikan si pengamat yaitu purusha terhenti dalam dirinya sendiri.
Patanjali mengatakan hal ini dalam Yoga Sutranya sebagai SWARUPA AWASTHANAM (kedudukan dalam diri seseorang yang sesungguhnya).
Obyek dari meditasi bermacam-macam antara lain wujud Tuhan, Nama Tuhan , gabungan wujud Tuhan dan Nama Tuhan, Nafas, Cahaya yang nampak di mata bathin, mantra-mantra, angka, ujung hidung, suara dari dalam tubuh dll. Sri Ramana Maharsi menjelaskan bahwa obyek meditasi itu berguna agar pikiran kita hanya terfokus pada satu pikiran. Mungkin kita semua sudah pernah membaca atau mendengar dan bahkan menyadari bahwa dalam setiap detik ada begitu banyak pikiran yang muncul. Sri Ramana Maharshi menggunakan pertanyaan “ Siapakah aku?” untuk membunuh setiap pikiran yang muncul dari hati.
Beliau juga menyatakan bahwa sumber pikiran dan nafas adalah dari hati. Beliau mengatakan pertanyaan “siapakah aku?” adalah usaha membunuh musuh sebelum keluar dari bentengnya. Ketika satu pikiran mau muncul, langsung “dibunuh’ dengan pertanyaan “siapakah aku? Pertanyaan ‘siapakah aku” adalah obyek meditasi. Pengucapan berulang-ulang suatu mantra atau nama Tuhan atau membayangkan wujud Tuhan dalam bathin juga mempunyai maksud yang demikian yaitu membunuh pikiran-pikiran yang muncul sehingga tidak ada pikiran lain yang muncul selain mantra atau wujud itu.
Jika keadaan hanya satu pikiran dapat dicapai dalam kurun waktu yang cukup panjang maka kondisi meditatif tercapai. Kondisi meditatif adalah kondisi dimana frekuensi pikiran sudah sedemikian rendah atau jumlah pikiran yang muncul dalam selang waktu tertentu sudah sangat sedikit.
Selanjutnya pikiran yang satu yaitu obyek meditasi inipun akhirnya kelak juga harus dibunuh atau dibuang karena tidak diperlukan lagi. Obyek meditasi ini atau satu pikiran ini diibaratkan sebuat tongkat untuk menyalakan api pada sebuah tumpukan kayu. Jika api pada tumpukan kayu sudah menyala maka tongkat inipun tidak ada gunanya. Kondisi tumpukan kayu sudah menyala adalah kondisi tanpa pikiran sama sekali dan disini kita sadar dengan diri sejati kita (Higher Self).
Kondisi ini disebut juga kondisi samadhi atau supra sadar.
(ade)